artikel

calendar_today

20 Februari 2025

10 Tips Mengelola Keuangan di Bulan Ramadhan, Puasa Jadi Makin Nyaman!

Sebentar lagi bulan Ramadhan 1446 Hijriah tiba, momen istimewa bagi umat Muslim. Selain menjadi waktu untuk meningkatkan ibadah, bulan ini juga sering dikaitkan dengan meningkatnya pengeluaran, mulai dari belanja kebutuhan pokok, zakat, hingga persiapan Hari Raya. Tanpa strategi yang tepat dalam mengelola keuangan, pengeluaran bisa membengkak dan berdampak pada stabilitas finansial setelah Ramadhan.

Tak hanya karena kenaikan harga bahan pokok, gaya hidup selama Ramadhan juga sering menjadi faktor utama borosnya pengeluaran. Acara buka bersama yang padat, belanja makanan berlebihan, hingga penggunaan THR tanpa perencanaan yang matang bisa membuat keuangan tidak terkontrol.

Agar Ramadhan tetap berkah tanpa membuat dompet kering, penting untuk menerapkan cara mengelola keuangan dengan bijak. Yuk, simak tips berikut agar finansial tetap aman selama bulan suci ini!

Bahaya Gagal Atur Keuangan Ramadhan 

Gagal mengelola keuangan dengan baik selama bulan Ramadhan dapat berdampak serius pada kondisi finansial dan kesejahteraan secara keseluruhan. Berikut beberapa bahaya yang bisa terjadi jika pengeluaran tidak dikendalikan dengan bijak:

1. Pemborosan

Bulan Ramadhan sering kali menjadi ajang konsumsi berlebihan, baik untuk makanan, pakaian, atau keperluan lainnya. Godaan untuk berbuka puasa di restoran mahal, membeli makanan berlebihan, serta belanja kebutuhan Hari Raya tanpa perhitungan dapat menyebabkan pemborosan yang tidak perlu. Akibatnya, uang yang seharusnya bisa dikelola dengan baik untuk kebutuhan jangka panjang justru habis dalam waktu singkat.

2. Terjebak Utang

Ketika pengeluaran tidak terkontrol, banyak orang akhirnya memilih berutang untuk memenuhi gaya hidup selama Ramadhan dan Idul Fitri. Penggunaan kartu kredit atau pinjol sering dianggap sebagai solusi cepat, tetapi tanpa perhitungan yang matang, justru bisa menjadi beban finansial setelah Ramadhan berakhir. Jika utang menumpuk, kestabilan keuangan di bulan-bulan berikutnya pun akan terganggu.

3. Ibadah Ramadhan Tidak Maksimal

Ketika terlalu fokus pada aspek konsumtif, seperti belanja berlebihan atau menghadiri banyak acara buka bersama, seseorang bisa kehilangan fokus dalam menjalankan ibadah Ramadhan. Rasa stres akibat masalah keuangan juga dapat mengganggu ketenangan batin, sehingga sulit untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dengan khusyuk. Alih-alih meraih keberkahan, bulan Ramadhan justru dihabiskan dengan kecemasan akibat kondisi keuangan yang tidak stabil.

Baca juga: 7 Tips Bijak Mengatur Keuangan Ramadhan agar Tak Boros dan Penuh Berkah

Agar terhindar dari masalah ini, penting untuk menerapkan strategi mengelola keuangan dengan bijak selama Ramadhan. Dengan perencanaan yang baik, pengeluaran tetap terkendali, keuangan tetap sehat, dan ibadah pun bisa dijalankan dengan lebih maksimal.

10 Tips Mengelola Keuangan Ramadhan 

Penting untuk memiliki strategi yang tepat agar pengeluaran tetap terkendali tanpa mengurangi esensi ibadah di bulan suci Ramadhan. Berikut adalah beberapa tips mengelola keuangan di bulan Ramadhan yang bisa Anda terapkan nanti.  

1. Susun Anggaran Khusus Ramadhan

Sebelum memasuki bulan Ramadhan, buatlah anggaran keuangan yang mencakup berbagai kebutuhan penting, seperti:

  • Makanan dan Minuman: Atur pengeluaran untuk sahur dan berbuka agar tidak berlebihan.
  • Zakat dan Sedekah: Sisihkan dana untuk zakat fitrah dan sedekah guna berbagi dengan yang membutuhkan.
  • Kebutuhan Ibadah: Jika ingin membeli perlengkapan ibadah seperti sajadah atau Al-Qur’an, masukkan dalam perencanaan.
  • Persiapan Lebaran: Alokasikan dana untuk baju baru, hampers, dan biaya mudik jika diperlukan.

2. Kendalikan Pengeluaran dengan Prioritas

Bedakan antara keinginan dan kebutuhan. Hindari kebiasaan konsumtif, seperti membeli makanan secara berlebihan atau mengikuti terlalu banyak acara buka bersama yang tidak esensial. Fokuskan pengeluaran pada hal yang benar-benar penting agar kondisi keuangan tetap sehat.

3. Belanja Cermat dan Hemat

Manfaatkan promo atau diskon yang banyak tersedia selama bulan Ramadhan. Belanja di awal bulan dapat membantu menghindari lonjakan harga mendekati Lebaran. Selain itu, membeli bahan makanan dalam jumlah cukup tanpa berlebihan akan menghindarkan pemborosan.

4. Siapkan Dana Darurat

Walaupun Ramadhan penuh berkah, tetap penting memiliki dana cadangan dan dana darurat dalam mengelola keuangan. Hal ini bisa digunakan untuk mengantisipasi pengeluaran tak terduga, seperti biaya kesehatan atau kebutuhan mendesak lainnya.

5. Gunakan THR Secara Bijak

Jika menerima Tunjangan Hari Raya (THR), pastikan penggunaannya dilakukan dengan perhitungan matang. Cobalah membagi THR sebagai berikut:

  • 50% untuk kebutuhan Lebaran (baju, mudik, hampers, dan makanan spesial).
  • 30% untuk tabungan atau investasi syariah. 
  • 20% untuk dana darurat atau donasi.

6. Catat dan Evaluasi Pengeluaran

Lakukan pencatatan harian terhadap semua pengeluaran selama Ramadhan. Dengan begitu, Anda bisa mengevaluasi apakah ada pengeluaran yang tidak perlu atau melebihi batas anggaran.

7. Kendalikan Nafsu Konsumtif

Sering kali, pemborosan di bulan Ramadhan terjadi bukan karena kebutuhan, tapi karena tidak bisa menahan keinginan. Membeli makanan berlebihan, mengikuti tren fashion, atau mudik tanpa perhitungan dapat menguras keuangan. Belajarlah menahan diri agar tidak menyesal setelah Ramadhan berakhir.

8. Masak Sendiri untuk Sahur dan Berbuka

Sering membeli makanan di luar bisa membuat anggaran membengkak. Memasak sendiri bukan hanya lebih hemat, tetapi juga lebih sehat. Buatlah daftar menu selama Ramadhan agar belanja lebih terarah dan efisien.

9. Hindari Berutang

Jangan sampai gaya hidup konsumtif selama Ramadhan membuat Anda terpaksa berutang. Hindari penggunaan kartu kredit atau pinjaman online untuk kebutuhan yang tidak mendesak. Jalani Ramadhan dengan kesederhanaan dan rasa syukur atas rezeki yang dimiliki.

Baca juga: Mau Jualan Pas Puasa? Ini 15 Ide Bisnis Menarik di Bulan Ramadhan

10. Disiplin dan Konsisten dalam Mengelola Keuangan

Komitmen adalah kunci utama dalam menjaga keuangan tetap sehat selama Ramadhan. Jangan tergoda untuk keluar dari rencana anggaran yang sudah dibuat. Ingat, kehidupan setelah Ramadhan juga harus dipersiapkan dengan baik agar tetap stabil secara finansial.

Menerapkan strategi mengelola keuangan yang tepat, menciptakan momen bulan Ramadhan yang penuh keberkahan tanpa harus khawatir akan kondisi finansial di kemudian hari.

Pastikan juga mampu mengelola keuangan di bulan Ramadhan, dengan memulai investasi syariah di LBS Urun Dana. Securities crowdfunding yang senantiasa rutin menawarkan sukuk dan saham dari penerbit yang bebas riba, gharar dan dzalim. Mulai investasi halal disini dan wujudkan kemandirian finansial yang berkah bersama LBS Urun Dana!

search

Informasi Terbaru

Ingin investasi yang amanah dan sesuai prinsip Islam?

Temukan investasi halal dari bisnis yang sesuai prinsip Islam hanya di LBS Urun Dana!

Investasi Sekarang

Copyright 2025. PT LBS Urun Dana berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

@lbsurundanaLBS Urun Dana@LbsUrunDanaLBS TVLBS Urun Dana

PT LBS Urun Dana adalah penyelenggara layanan urun dana yang menyediakan platform berbasis teknologi untuk penawaran efek (securities crowdfunding) di mana melalui platform tersebut penerbit menawarkan instrumen efek kepada investor (pemodal) melalui sistem elektronik yang telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan.

Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.57/POJK.04/2020 tentang “Penawaran Efek Melalui Layanan Urun Dana Berbasis Teknologi Informasi” Pasal 27, kami menyatakan bahwa :

  • OTORITAS JASA KEUANGAN TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN INFORMASI DALAM LAYANAN URUN DANA INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.
  • INFORMASI DALAM LAYANAN URUN DANA INI PENTING DAN PERLU MENDAPAT PERHATIAN SEGERA. APABILA TERDAPAT KERAGUAN PADA TINDAKAN YANG AKAN DIAMBIL, SEBAIKNYA BERKONSULTASI DENGAN PENYELENGGARA.
  • PENERBIT DAN PENYELENGGARA, BAIK SENDIRI SENDIRI MAUPUN BERSAMA-SAMA, BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI YANG TERCANTUM DALAM LAYANAN URUN DANA INI.

Sebelum melakukan investasi melalui platform LBS Urun Dana, anda perlu memperhitungkan setiap investasi bisnis yang akan anda lakukan dengan seksama. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan analisa (due diligence), yang diantaranya (namun tidak terbatas pada); Analisa kondisi makro ekonomi, Analisa Model Bisnis, Analisa Laporan Keuangan, Analisa Kompetior dan Industri, Risiko bisnis lainnya.

Investasi pada suatu bisnis merupakan aktivitas berisiko tinggi, nilai investasi yang anda sertakan pada suatu bisnis memiliki potensi mengalami kenaikan, penurunan, bahkan kegagalan. Beberapa risiko yang terkandung pada aktivitas ini diantaranya:

Risiko Usaha

Risiko yang dapat terjadi dimana pencapaian bisnis secara aktual tidak memenuhi proyeksi pada proposal/prospektus bisnis.

Risiko Gagal Bayar

Gagal bayar atas efek bersifat sukuk, seperti kegagalan penerbit dalam mengembalikan modal dan bagi hasil/marjin kepada investor.

Risiko Kerugian Investasi

Sejalan dengan risiko usaha dimungkinkan terjadi nilai investasi yang diserahkan investor menurun dari nilai awal pada saat dilakukan penyetoran modal sehingga tidak didapatkannya keuntungan sesuai yang diharapkan.

Dilusi Kepemilikan Saham

Dilusi kepemilikan saham terjadi ketika ada pertambahan total jumlah saham yang beredar sehingga terjadi perubahan/penurunan persentase kepemilikan saham.

Risiko Likuiditas

Investasi anda melalui platform layan urun dana bisa jadi bukan merupakan instrumen investasi yang likuid, hal ini dikarenakan instrumen efek yang ditawarkan melalui platform hanya dapat diperjualbelikan melalui mekanisme pasar sekunder pada platform yang sama, dimana periode pelaksanaan pasar sekunder tersebut juga dibatasi oleh peraturan. Anda mungkin tidak dapat dengan mudah menjual saham anda di bisnis tertentu sebelum dilaksanakannya skema pasar sekunder oleh penyelenggara. Selain itu, untuk efek bersifat sukuk, anda tidak dapat melakukan penjualan sukuknya hingga sukuk tersebut jatuh tempo atau mengikuti jadwal pengembalian modal yang sudah ditentukan.

Risiko Pembagian Dividen

Setiap Investor yang ikut berinvestasi berhak untuk mendapatkan dividen sesuai dengan jumlah kepemilikan saham. Seyogyanya dividen ini akan diberikan oleh Penerbit dengan jadwal pembagian yang telah disepakati di awal, namun sejalan dengan risiko usaha pembagian dividen ada kemungkinan tertunda atau tidak terjadi jika kinerja bisnis yang anda investasikan tidak berjalan dengan baik.

Risiko Kegagalan Sistem Elektronik

Platform LBS Urun Dana sudah menerapkan sistem elektronik dan keamanan data yang handal. Namun, tetap dimungkinkan terjadi gangguan sistem teknologi informasi dan kegagalan sistem, yang dapat menyebabkan aktivitas anda di platform menjadi tertunda.

Kebijakan Keamanan Informasi

Kami berkomitmen melindungi keamanan pengguna saat menggunakan layanan elektronis urun dana dengan:

  • Implementasi ISO/IEC 27001:2013 ISMS guna mewujudkan Confidentiality, Integrity dan Availability informasi.

  • Selalu mentaati segala ketentuan dan peraturan terkait keamanan infromasi yang berlaku di wilayah Republik Indonesia serta wilayah tempat dilakukannya pekerjaan.

  • Melakukan perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement) terhadap kinerja Sistem Manajemen Keamanan Informasi.

Bank Kustodian

  • Peran Bank Kustodian terbatas pada pencatatan, penyimpanan dan penyelesaian transaksi.

  • Bank Kustodian tidak bertanggung jawab atas klaim dan gugatan hukum yg ditimbulkan dari risiko investasi dan risiko-risiko lainnya di luar cakupan peran Bank Kustodian yang telah disebutkan di atas, termasuk kerugian yang ditimbulkan oleh kelalaian pihak-pihak lainnya.

Warning Penipuan atas nama LBS.ID