investasi
9 Mei 2025
Catat Dulu! Ini 10 Keuntungan dan Risiko Investasi Halal Biar Gak Salah Pilih
Anda ingin cuan dari investasi tapi tetap tenang karena bebas dari riba? Itu artinya Anda sedang mencari investasi halal.
Investasi halal kini semakin diminati. Banyak investor sadar bahwa keberkahan juga penting, bukan sekadar untung. Meski begitu, penting memahami aspek risiko dan potensi keuntungan secara adil dan rasional.
Kami ini akan membahas secara ringkas dan padat: ciri-ciri investasi halal, jenis-jenisnya, keuntungannya, serta risikonya.
Apa Itu Investasi Halal?
Investasi halal atau investasi syariah menurut Otoritas Jasa Keuangan adalah penanaman modal yang dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, yang menjauhi riba (bunga), praktik spekulasi, dan kegiatan usaha yang tidak halal.
Investasi halal menggunakan akad yang jelas, aset yang nyata, dan transaksi yang transparan. Contoh investasi halal antara lain sukuk, saham syariah, dan reksa dana syariah. Investasi halal bukan hanya soal produk keuangan, tapi juga niat dan proses yang sesuai syariat.
Baca juga: Cuan Melimpah! 5 Keuntungan Investasi Halal yang Bikin Dompet Tebal!
Instrumen ini harus diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah dan tunduk pada fatwa DSN-MUI. Dengan demikian, setiap dana yang Anda tanamkan tidak hanya halal secara hukum, tapi juga etis.
Ciri-Ciri Investasi Halal
Investasi halal berbeda dengan investasi konvensional. Terdapat beberapa ciri utama yang dapat menjadi acuan bagi Anda dalam berinvestasi.
1. Tidak mengandung riba atau bunga.
2. Tidak melibatkan unsur spekulasi berlebihan.
3. Dana dikelola sesuai prinsip syariah.
4. Objek investasi halal secara zat dan cara.
5. Diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah.
Ciri lainnya termasuk kejelasan akad, kesepakatan tanpa tekanan, dan aset yang nyata. Misalnya, saham syariah hanya diterbitkan oleh perusahaan yang aktivitas dan produknya halal. Begitu pula sukuk, yang berlandaskan kepemilikan aset, bukan pinjaman berbunga.
Jenis-Jenis Investasi Halal
Setelah memahami pengertian dan ciri-ciri investasi halal, kini saatnya Anda mengenal berbagai pilihan investasi halal atau syariah yang tersedia.
1. Saham Syariah
Saham syariah adalah saham dari perusahaan yang bergerak di sektor halal.
Perusahaan ini tidak boleh menjalankan bisnis alkohol, judi, atau riba. Saham syariah tersedia di IDX Syariah maupun securities crowdfunding syariah.
2. Sukuk
Sukuk adalah efek syariah berupa sertifikat yang mewakili bagian yang tidak terpisahkan atas aset yang mendasarinya. Pemegang sukuk berhak atas bagi hasil dari penerbit yang tentunya bebas riba.
Baca juga: Halal dan Berkah! Kenali Dana Syariah dan Manfaatnya bagi Pelaku Usaha
3. Reksa Dana Syariah
Reksa dana syariah adalah skema penghimpunan dana dari pemodal dan diinvestasikan oleh manajer investasi dalam portofolio efek syariah. Investasi syariah ini pastinya sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dan tunduk pada ketentuan yang berlaku di pasar modal.
4. Emas Fisik atau Digital
Investasi emas adalah salah satu bentuk investasi syariah yang diperbolehkan karena memiliki kepemilikan fisik yang jelas. Pembelian emas dilakukan secara tunai atau dengan akad jual beli syariah.
Banyak Keuntungan Investasi Halal
Berinvestasi tidak hanya soal keuntungan, tapi juga soal keberkahan. Investasi halal hadir sebagai solusi bagi Anda yang ingin mengembangkan harta tanpa meninggalkan nilai-nilai syariah. Berikut ini adalah 5 keuntungan utama dari investasi halal yang perlu Anda ketahui sebelum memutuskan untuk memulainya.
1. Bebas Riba dan Sesuai Syariah
Investasi halal berprinsip pada larangan riba yang ditegaskan dalam Al-Qur’an dan hadis. Tidak ada bunga, penalti keterlambatan, atau praktik pinjam-meminjam yang memberatkan.
Berbeda dengan investasi konvensional, investasi syariah menggunakan skema bagi hasil dan akad jual beli yang sah.
Setiap transaksi disusun dengan jelas, adil, dan transparan sesuai fatwa Dewan Syariah Nasional MUI. Dengan investasi halal, Anda tak hanya mengejar profit, tapi juga menjaga harta agar tetap bersih dan halal.
2. Diawasi oleh Lembaga Syariah Resmi
Semua instrumen investasi syariah wajib mendapatkan persetujuan dari Dewan Pengawas Syariah. Mereka memastikan seluruh mekanisme, akad, dan penggunaan dana sesuai ketentuan Islam.
Produk seperti sukuk dan saham syariah hanya bisa beredar setelah lolos dari standar tersebut. Ini membedakan investasi halal dari investasi ilegal yang mengklaim “syariah” tapi tanpa dasar yang sah. Dengan pengawasan resmi, Anda terhindar dari keraguan serta praktik investasi bodong yang merugikan.
3. Diversifikasi Produk dan Aksesibilitas Tinggi
Investasi halal hadir dalam berbagai bentuk: sukuk, saham syariah, reksa dana syariah, hingga emas. Setiap instrumen ini punya karakter, jangka waktu, dan potensi imbal hasil yang beragam.
Investor bisa memilih produk sesuai tujuan keuangan dan profil risiko masing-masing. Selain itu, investasi syariah kini memungkinkan Anda mulai investasi dengan dana yang terjangkau. Investasi syariah sangat inklusif dan ramah untuk semua kalangan, termasuk generasi muda dan pemula.
4. Potensi Cuan Kompetitif dengan Risiko Terukur
Banyak yang salah sangka bahwa investasi halal tidak menguntungkan. Faktanya, sukuk menawarkan imbal hasil tetap dan stabil, cocok untuk Anda yang konservatif. Saham syariah pun memiliki potensi cuan tinggi dari pertumbuhan bisnis halal di sektor riil.
Karena bebas riba dan spekulasi, risiko dalam investasi halal lebih mudah dipahami dan dikelola.Transparansi akad dan pembagian hasil membuat Anda lebih tenang dalam mengelola portofolio jangka panjang.
5. Memberi Keberkahan Finansial dan Sosial
Investasi halal tak hanya memberi keuntungan pribadi, tapi juga manfaat bagi umat dan perekonomian. Dana yang Anda investasikan disalurkan ke sektor usaha halal, UKM, atau proyek sosial produktif.
Hal ini mendorong pertumbuhan ekonomi riil dan membuka lapangan kerja yang halal. Selain cuan, Anda juga mendapatkan keberkahan karena mendukung ekosistem keuangan Islam yang berkeadilan.
Deretan Risiko Investasi Halal
Setiap investasi, termasuk investasi halal pastinya tetap memiliki risiko. Memahami risiko membantu Anda mengambil keputusan dengan bijak. Berikut 4 risiko investasi halal yang patut diketahui:
1. Risiko Pasar
Harga saham syariah bisa turun karena kondisi ekonomi atau isu sektoral. Sukuk pun bisa terkena risiko likuiditas atau gagal bayar Risiko ini tidak bisa dihindari, tetapi bisa dikendalikan dengan riset yang cermat. Pastikan Anda memahami profil risiko sebelum memilih investasi syariah tertentu.
2. Risiko Manajerial
Reksa dana syariah tergantung kinerja manajer investasi. Sedangkan securities crowdfunding syariah tergantung pada kesehatan bisnis penerbit. Jika manajer investasi tidak profesional, potensi keuntungan bisa menurun. Pilih manajer atau platform yang kredibel dan transparan.
3. Risiko Kepatuhan Syariah
Beberapa instrumen bisa keluar dari daftar efek syariah jika perusahaan berubah.
Pastikan selalu memantau informasi dari OJK atau DSN-MUI. Perubahan aktivitas bisnis atau struktur utang perusahaan bisa mempengaruhi status halal investasi. Investor harus siap menyesuaikan portofolionya secara berkala.
Baca juga: Bebas Galau! 7 Tips Main Saham Syariah untuk Raih Keuntungan Maksimal!
4. Risiko Teknologi
Investasi digital seperti saham atau emas online melalui aplikasi rentan serangan siber. Pilih platform yang aman dan terdaftar resmi. Amankan akun Anda dengan autentikasi ganda dan waspadai penipuan digital.
5. Risiko Likuiditas
Beberapa produk investasi halal seperti sukuk atau crowdfunding tidak selalu mudah dicairkan. Anda mungkin harus menunggu hingga jatuh tempo atau periode tertentu sebelum menarik dana.
Investasi halal adalah pilihan cerdas dan beretika bagi Anda yang ingin mengelola keuangan sesuai syariah. Dengan memahami ciri, jenis, keuntungan, dan risikonya, Anda bisa memaksimalkan potensi cuan yang halal dan berkah.
Jadikan pengetahuan ini sebagai awal untuk mulai berinvestasi secara bijak. LBS Urun Dana membuka peluang bagi Anda untuk berinvestasi langsung ke bisnis-bisnis potensial dengan investasi mulai dari Rp500 ribu. Klik di sini untuk memulai investasi!