investasi
10 April 2025
Saham vs Sukuk? Pahami Perbandingan Keuntungan Investasi Keduanya Disini!
Dalam dunia investasi syariah, dua instrumen yang sering diperbincangkan adalah sukuk dan saham khususnya saham syariah. Keduanya memiliki karakteristik, risiko, dan potensi keuntungan yang berbeda, namun sama-sama bisa menjadi pilihan menarik bagi investor yang menghindari praktik riba dan ingin berinvestasi sesuai prinsip syariah.
Bagi Anda yang ingin terjun ke investasi halal, kami akan membandingkan keuntungan investasi saham dan sukuk, baik melalui securities crowdfunding dan lembaga investasi lainnya yang berbasis teknologi.
Apa Itu Saham vs Sukuk?
Saham adalah surat berharga yang menjadi tanda kepemilikan atas suatu perusahaan. Saham diterbitkan oleh pelaku usaha yang sedang mencari pendanaan dari investor ritel. Dengan membeli saham tersebut, investor menjadi pemilik sebagian dari perusahaan tersebut dan berhak atas pembagian keuntungan usaha atau dividen sesuai kesepakatan serta potensi kenaikan nilai saham atau capital gain untuk masa depan yang lebih cerah.
Baca juga: Bebas Galau! 7 Tips Main Saham Syariah untuk Raih Keuntungan Maksimal!
Sementara itu, sukuk adalah efek syariah berupa kepemilikan atas manfaat dari suatu aset riil atau proyek yang menghasilkan keuntungan. Sukuk menggunakan akad-akad syariah seperti ijarah (sewa menyewa) atau mudharabah (bagi hasil). Dalam investor memberikan dana kepada perusahaan penerbit sukuk dan memperoleh imbal hasil berkala dari hasil pengelolaan aset produktif.
Keuntungan Investasi Saham
Investasi saham merupakan salah satu instrumen keuangan yang menawarkan potensi keuntungan menarik bagi para investor. Tidak hanya memberikan peluang mendapatkan imbal hasil yang kompetitif, saham juga membuka kesempatan untuk ikut berkontribusi dalam pertumbuhan sebuah perusahaan. Berikut ini adalah empat keuntungan utama yang bisa diperoleh dari berinvestasi saham:
1. Dividen
Dividen adalah pembagian keuntungan perusahaan kepada para pemegang saham sebagai bentuk apresiasi atas kepemilikan mereka. Dividen ini biasanya diberikan secara berkala, baik setiap semester maupun setiap tahun, tergantung pada kebijakan perusahaan. Bentuk dividen pun beragam dapat berupa uang tunai, tambahan saham, atau dalam bentuk lainnya.
Besarnya dividen yang diterima oleh investor sangat bergantung pada jumlah saham yang dimiliki serta kinerja keuangan perusahaan. Jika perusahaan mencatatkan keuntungan besar dan memiliki prospek bisnis yang baik, maka kemungkinan besar nilai dividennya pun lebih tinggi. Namun, keputusan untuk membagikan dividen juga mempertimbangkan rencana ekspansi dan kebutuhan modal perusahaan di masa mendatang.
2. Capital Gain
Berbeda dari dividen yang diberikan oleh perusahaan, capital gain adalah keuntungan yang diperoleh investor dari selisih harga beli dan harga jual saham di pasar modal atau pasar sekunder. Jika investor membeli saham dengan harga rendah dan kemudian menjualnya di harga yang lebih tinggi, maka selisih tersebut menjadi keuntungan atau capital gain.
Mekanisme ini mirip seperti menjual barang dagangan: keuntungan terjadi ketika harga jual melebihi harga beli. Oleh karena itu, investor yang cermat dalam membaca pergerakan pasar dan melakukan analisis fundamental maupun teknikal memiliki peluang besar untuk meraih keuntungan dari capital gain.
3. Rasa Memiliki Perusahaan
Dengan memiliki saham, seorang investor secara tidak langsung menjadi bagian dari perusahaan tersebut. Ini berarti investor berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), memberikan suara dalam pengambilan keputusan penting, serta mendapatkan informasi tentang strategi bisnis dan laporan keuangan perusahaan.
Rasa memiliki ini memberikan pengalaman yang lebih mendalam dibandingkan hanya sekadar menabung atau berinvestasi pasif. Banyak investor merasa bangga saat perusahaannya tumbuh dan berkembang, karena mereka tahu bahwa kesuksesan perusahaan juga berdampak pada peningkatan nilai investasinya.
4. Likuiditas Tinggi dan Transparansi Informasi
Pasar saham dikenal memiliki tingkat likuiditas yang tinggi, artinya investor bisa membeli atau menjual saham dengan relatif mudah kapan saja selama jam perdagangan berlangsung. Ini memberikan fleksibilitas bagi investor dalam mengatur strategi keuangan mereka, baik untuk jangka pendek maupun panjang.
Selain itu, sebagai perusahaan terbuka, emiten wajib menyampaikan informasi secara transparan kepada publik. Mulai dari laporan keuangan, aksi korporasi, hingga pengumuman penting lainnya. Keterbukaan ini memberi investor dasar yang kuat untuk mengambil keputusan yang cerdas dan terinformasi.
Keuntungan Investasi Sukuk
Sebagai investasi syariah, sukuk tidak hanya memberikan kenyamanan dalam berinvestasi tetapi juga keuntungan menarik. Berikut sejumlah keuntungan investasi sukuk yang bisa menjadi pertimbangan:
1. Potensi Imbal Hasil Menarik dan Lebih Stabil
Salah satu keunggulan investasi sukuk adalah potensi imbal hasil yang relatif menarik dan cenderung lebih stabil dibandingkan instrumen investasi lainnya yang berfluktuasi tinggi. Sukuk memberikan bagi hasil atau ujrah (sewa) berdasarkan akad yang disepakati, sehingga keuntungan yang diterima lebih terukur dan tidak bergantung pada spekulasi pasar.
Melalui platform securities crowdfunding, investor kini dapat memiliki akses terhadap sukuk dari berbagai pelaku usaha, termasuk UMKM dan perusahaan rintisan. Hal ini memungkinkan investor ritel untuk ikut serta dalam pendanaan syariah yang berorientasi pada hasil nyata dan bukan sekadar pergerakan harga di pasar sekunder.
2. Investasi Syariah yang Berkah dan Amanah
Sukuk adalah instrumen keuangan syariah yang dirancang tanpa unsur riba, gharar, dan maisir, sehingga sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Bagi investor Muslim, sukuk menjadi pilihan tepat untuk berinvestasi secara halal sekaligus mendukung nilai-nilai keberkahan dalam pengelolaan harta.
Baca juga: 7 Cara Cerdas Evaluasi Performa Investasi, Biar Gak Zonk Terus!
Dengan kehadiran securities crowdfunding syariah, masyarakat semakin mudah menemukan peluang investasi yang amanah. Semua proyek atau usaha yang ditawarkan telah melewati proses kurasi dan fatwa dari Dewan Pengawas Syariah, sehingga investor dapat merasa tenang bahwa dana mereka digunakan secara benar dan produktif.
3. Praktis, Bisa Beli Sukuk Secara Online
Investasi syariah kini tak lagi rumit. Pembelian sukuk dapat dilakukan dengan mudah melalui platform digital yang user-friendly. Tanpa perlu datang ke kantor atau mengisi dokumen berlembar-lembar, investor cukup mendaftar secara online dan bisa mulai berinvestasi dari nominal yang terjangkau.
Kehadiran platform securities crowdfunding membuat proses investasi menjadi lebih inklusif, cepat, dan transparan. Cukup dengan smartphone dan koneksi internet, siapa pun bisa mulai membangun portofolio investasi syariah yang aman dan sesuai prinsip halal.
4. Ikut Berkontribusi dalam Pembangunan Sektor Riil
Berbeda dengan investasi spekulatif, dana dari sukuk disalurkan langsung ke sektor riil, seperti usaha perdagangan, manufaktur, pertanian, dan jasa. Artinya, setiap dana yang diinvestasikan secara langsung mendukung pertumbuhan ekonomi nyata, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat ketahanan usaha.
Dengan berinvestasi di sukuk melalui platform securities crowdfunding, investor tidak hanya mengejar keuntungan finansial, tetapi juga ikut menjadi bagian dari ekosistem ekonomi produktif yang berbasis syariah. Ini adalah langkah nyata untuk membantu para pelaku usaha bertumbuh dengan cara yang halal dan bertanggung jawab.
Pilih Mana Saham vs Sukuk?
Perbandingan antara investasi saham dan sukuk sering kali muncul dalam diskusi keuangan, namun sebenarnya keduanya tidak perlu dipertentangkan. Keduanya adalah instrumen yang sah dan memiliki peran masing-masing dalam strategi keuangan seseorang. Yang terpenting bukan mana yang lebih baik secara umum, melainkan mana yang lebih sesuai dengan kebutuhan, tujuan, dan kenyamanan tiap individu dalam mengelola dana investasinya.
Saham umumnya dipilih untuk rencana keuangan jangka panjang seperti dana pensiun atau persiapan masa depan anak karena fluktuasinya memerlukan waktu untuk menghasilkan pertumbuhan yang signifikan. Sebaliknya, sukuk bisa lebih sesuai untuk kebutuhan investasi jangka pendek hingga menengah seperti menyimpan dana darurat yang ingin tetap produktif atau menyiapkan dana pembelian aset dalam waktu dekat.
Baca juga: Auto Tajir Halal! 15 Fakta Penting Tentang Tren Investasi Syariah 2025
Daripada memilih salah satu secara mutlak, pendekatan yang lebih bijak adalah menyeimbangkan keduanya dalam portofolio. Investor dapat menempatkan sebagian dana di saham untuk pertumbuhan jangka panjang sekaligus memanfaatkan sukuk sebagai penyangga stabilitas keuangan.
Kini, investasi saham dan sukuk bisa diakses lebih mudah melalui platform securities crowdfunding seperti LBS Urun Dana. Cukup dengan modal mulai dari Rp500.000, investor bisa mendukung bisnis berbasis sektor riil sambil memperoleh keuntungan yang kompetitif. LBS memberikan peluang investasi yang terjangkau, transparan dan berkah. Yuk investasi sekarang!